Pada Tips pendidik kali ini kita akan membahas tentang cara belajar di rumah dan di sekolah.semoga bisa membantu ayah bunda pendidik dalam membantu ananda belajar. Seorang
ibu di Karang Anyar bercerita kepada penulis; bahwa ia mempunyai 3 orang anak.
Anak pertamanya masih duduk di TKB. Yang akan ibu tersebut tanyakan, mengapa
tingkah laku anaknya berbeda antara di rumah dan di sekolah. Anaknya di rumah
tergolong anak yang aktif dan ceria, namun jika ia sedang di sekolah anaknya
bertingkah berbeda yaitu tidak mau salaman langsung dengan bu guru, mau
berbicara jika disapa terlebih dulu dan kalau disuruh menjawab atau melaksanakan
tugas di sekolah justru glendat glendot serta terlihat tidak percaya diri. Lalu
yang ibu tersebut tanyakan, apakah hal tersebut wajar? Dan mengapa hal tersebut
berbeda antara di rumah dan di sekolah?
Di
dalam Islam diajarkan tentang bagaimana kita sebagai pendidik atau orangtua
bermuamalah kepada anak kecil.
Seperti
Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam;
“Barang
Siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi” (HR.Muslim)
Diriwayatkan
dari Syadad bin Al Had, “Suatu ketika Rasulullah keluar melaksanakan shalat
isya sambil menggendong Hasan atau Husein. Rasulullah maju dan meletakkan
keduanya, kemudian bertakbir untuk shalat. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam memanjangkan sujudnya di salah satu sujudnya. Ayahku berkata, ‘Aku
angkat kepalaku dan ternyata sang anak kecil sedang berada di punggung
Rasulullah ketika beliau sujud. Aku pun kembali sujud. Seusai shalat,
orang-orang berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda sujud lama sekali sehingga kami
mengira terjadi sesuatu atau sedang turun wahyu kepadamu. ‘Beliau menjawab:
“Semua
itu terjadi. Hanya saja putraku menaiki punggungku. Aku tidak ingin
mengganggunya, sampai ia puas melakukannya”
Dari
keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa kasih sayang dalam bermuamalah
terutama terhadap yang lebih muda sangat dianjurkan.
Dalam
pandangan Psikologi, apa yang anak tersebut lakukan bukan merupakan sebuah
kesalahan atau pun kebenaran. Ia mempunyai alasan untuk melakukan sikap apapun
yang menurutnya nyaman dan baik bagi dirinya.
Ini
merupakan bentuk dari proses adaptasi seorang anak terhadap lingkungan sekitarnya.
Kita sebagai pendidik sebaiknya menelusuri terlebih dahulu apa yang menyebabkan
sikap dan tingkah laku berbeda, antara ketika anak sedang di rumah dan ketika
anak sedang di sekolah, seperti contoh kasus tersebut.
Beberapa
langkah yang dapat kita lakukan di awal antara lain, yaitu:
1.
Observasi
Melakukan
penelitian atau pun terjun langsung ke lapangan yaitu observasi untuk melihat,
mendengar dan merasakan lingkungan tempat anak-anak menimba ilmu di sekolah.
Dari sana kita sebagai orangtua dapat menilai bagaimana dan apa yang terjadi
selama ia berada di lingkungan sekolah. Setelah menemukan jawaban dari penyebab
nya tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan komunikasi.
2.
Komunikasi
Setelah
mendapatkan penilaian dari hasil observasi alami yang mendalam, langkah
selanjutnya ialah mengadakan komunikasi efektif terhadap guru di sekolah dengan
membangun kerjasama demi kemajuan pendidikan anak-anak kita.
3.
Kontrol
Setelah
menjalani komunikasi efektif, maka langkah selanjutnya ialah melakukan kontrol,
kontrol terhadap perkembangan anak-anak kita. Dari pembeljaran maupun sikap dan
perilakunya.
Dari rangkaian point di atas, kita
dapat melaksanakan langkah awal dalam pemantauan, kontrol dan evaluasi terhadap
perkembangan anak-anak kita. Selain itu, kita tetap senantiasa berdoa dan
menyerahkan semua kepada Allah Ta’ala Wallahu A’alam Bishawwab.