Dan orang-orang yang berkata : "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dananak sholih yang mendo'akannya." (HR. Muslim, dari Abu
Hurairah) Pendahuluan Segala puji milik Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada Rasul termulia, kepada keluarga dan para
sahabatnya. Seringkali orang mengatakan: "Negara ini adikuasa, bangsa itu
mulia dan kuat, tak ada seorangpun yang berpikir mengintervensi negara tersebut
atau menganeksasinya karena kedigdayaan dan keperkasaannya" . Dan elemen
kekuatan adalah kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan kebudayaan. Namun,
yang terpenting dari ini semua adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah
sendi yang menjadipusat segala elemen kekuatan lainnya. Tak mungkin senjata
dapat dimanfaatkan, meskipun canggih, bila tidak ada orang yang ahli dan pandai
menggunakannya. Kekayaan, meskipun melimpah, akan menjadi mubadzir tanpa ada
orang yang mengatur dan mendaya-gunakannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.
Dari titik tolak ini, kita dapati segala bangsa menaruh perhatian terhadap
pembentukan individu, pengembangan sumber daya manusia dan pembinaan warga
secara khusus agar mereka menjadi orang yang berkarya untuk bangsa dan
berkhidmat kepada tanah air. Sepatutnya umat Islam memperhatikan pendidikan
anak dan pembinaan individu untuk mencapai predikat "umat terbaik",
sebagaimana dinyatakan Allah 'Azza Wa lalla dalam firman-Nya: "Kamu adalah
umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dariyang munkar... ". (Surah Ali Imran : 110). Dan agar mereka
membebaskan diri dari jurang dalam yang mengurung diri mereka, sehingga keadaan
mereka dengan umat lainnya seperti yang beritakan Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam : "Hampir saja umat-umat itu mengerumuni kalian bagaikan
orang-orang yang sedang makan berkerumun
keturunan kami
kesenangan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
( QS. Al-Furqan : 74 ) Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan." (QS. At Tahrim: 6 ). "Apabila manusia mati maka
terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu
bermanfaat, atau
disekitar nampan.". Ada seorang yang bertanya:
"Apakah karena kita berjumlah sedikit pada masa itu?" Jawab beliau:
"Bahkan kalian pada masa itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian bagaikan
buih air bah. Allah niscaya mencabut dari hati musuh kalian rasa takut kepada
kalian, dan menanamkan rasa kelemahan dalam dada kalian". Seorang
bertanya: "Ya Rasulullah, apakah maksud kelemahan itu?" Jawab beliau:
"Yaitu cinta kepada dunia dan enggan mati".
Peranan Keluarga Dalam Islam Keluarga mempunyai peranan
penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun
non-Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di
mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat
penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama
dalam kehidupanya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang
ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau
berubah sudahnya. Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan
masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan
tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.
Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingya peranan keluarga ini. Maka mereka
pun tak segan-segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka
mengerahkan segala usaha ntuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka
pergunakan antara lain:
• Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya
agar meninggallkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan
generasi.
• Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka di
tempat-tempat pengasuhan yang jauh dari keluarga, agar mudah dirusak nantinya.
• Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan
kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat
dihancurkan.
Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari pentingya
pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas
tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: "Ketahuilah,
bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih
suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap
diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya
Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan
berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pendidik
dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang
temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh
penguru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta
mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak
membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan,
sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila
dewasa."
Sumber: www.alsofwah.or.id Pendidikan Anak Dalam
Islam oleh : Yusuf Muhammad Al-Hasan