Minggu, 04 Januari 2015

Mengenal Gaya Belajar




“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan TuhanMu lah yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantara kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq 1-5).
Surat Al-Alaq ayat 1-5 ini mengingatkan penulis dengan sebuah proses memperoleh informasi yang dalam pandangan Psikologi Pendidikan disebut dengan gaya belajar. Gaya belajar itu terdiri dari 3 jenis, menurut modalitasnya yaitu visual, audio dan kinestetik.
Suatu hari penulis bertemu dengan seorang teman, karena sudah lama tak berjumpa kami mengobrol hingga pada satu topik pembicaraan mengenai anak sulungnya. Dia bercerita bahwa anak sulungnya sangat sulit belajar dengan cara duduk manis, bahkan dengan kartu kosa kata pun anaknya tersebut nampak tidak tertarik. Lalu bagaimana sikap orangtua dan pendidik jika dihadapkan dengan kasus-kasus serupa tersebut? Dan apakah bentuk gaya belajar anak didik kita?.
Menurut Deporter dan Hernacki (2002) gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, dan mengolah informasi. Jika dikaitkan dengan permasalahan di atas, maka pertanyaan yang bisa lahir adalah: bagaimana seorang anak dapat menyerap dan mengolah informasi dengan baik, di sekolah maupun di rumah.
Langkah  pertama yang perlu diketahui orangtua atau pendidik ialah tipe atau gaya belajar setiap anak yang unik dan berbeda. Setiap anak dengan anak yang lain tidak sama. Mereka mempunyai kesukaan dan kebiasaan serta zona aman yang berbeda. Ada anak yang dapat belajar dengan duduk manis sambil memperhatikan gurunya, ada juga anak yang belajar sambil menggerak-gerakkan kakinya dan bahkan ada anak yang bisa belajar sambil mengerjakan hal lainnya dalam waktu bersamaan. 
Pada dasarnya Al-Quran sudah lebih dulu menjelaskan tentang gaya belajar ini. Seperti pada Surat Al-Alaq 1-5 tersebut di atas, dimana ayat dalam surat tersebut menjelaskan tentang gaya belajar visual.
Gaya belajar visual sendiri ialah cara memperoleh informasi dengan menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan agar mereka faham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian baru bisa mempercayainya.
Selanjutnya, bagaimanakah cara dan langkah untuk menentukan atau mengetahui masing-masing gaya belajar setiap anak?. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah:
  1. Perhatikan Kebiasaan Anak
Setiap anak mempunyai kebiasaan dan kesukaan yang berbeda ketika belajar bersama orangtuanya. Kita sebagai orangtua dianjurkan memperhatikan kebiasaan anak ketika belajar. Kebiasaan apakah yang sering dilakukannya dan kebiasaan manakah yang memudahkannya untuk menerima informasi dengan baik. Contoh: jika seorang anak sulit memahami ucapan dan dia mudah menangkap pelajaran jika belajar dengan menggunakan alat peraga, maka belajar dengan menggunakan alat peraga berupa puzzle akan sangat bermanfaat.  
  1. Sediakan stimulus
Kita tidak akan pernah mengetahui bentuk gaya belajar anak tanpa kita sediakan stimulus di hadapannya. Stimulus tersebut bisa berupa alat peraga, atau kita sendiri sebagai pendidik yang menjadi stimulusnya.
  1. Evaluasi
Setelah kita mengobservasi dan memberikan stimulus kepada anak, maka selanjutnya kita harus memberikan evaluasi terutama dalam hasil belajarnya. Dari hal itu, dapat kita simpulkan gaya belajar yang muncul dan menonjol pada anak.   
Gaya belajar itu hanya sebagai metode untuk memperoleh informasi, dengan tujuan agar proses belajar dapat terlaksana dengan baik. Wallahu Ta’ala A’alam.


About

Flickr

Popular Posts

Live streaming